BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam tiap proses produksi diperlukan
beberapa pertimbangan yang matang menyangkut batas maksimal kerja dari suatu
alat dan mesin yang digunakan selama proses tersebut berlangsung. Hal ini menjadi sesuatu penting untuk melihat sejauh
mana alat-alat produksi mampu beroperasi. Jika dalam menjalankan fungsinya, alat tersebut
dipaksakan, maka tidak menutup kemungkinan terjadinya over load, sehingga hal
tersebut menyebabkan alat menjadi cepat aus.
Dengan
demikian akan semakin membengkakkan biaya produksi. Dari gambaran tersebut
terlihat bahwa perencanaan kapasitas menjadi begitu penting. Perencanaan
kapasitas adalah suatu proses sitematis untuk menentukan tingkat kapasitasnya
optimal atas dasar permintaan pasar yang diperkirakan. Dalam perencanaan
kapasitas ada pilihan-pilihan yang tetap harus diperhatikan agar sasaran
perusahaan dapat dicapai.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Pengertian Strategi
Proses
2.
Perencanaan
Kapasitas
3.
Macam-macam Perencanaan
Kapasitas
4.
Analisis Break Even
Poin (Titik Impas)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Strategi Proses
Strategi proses adalah pendekatan
organisasi untuk mentransformasi sumber daya yang dimiliki menjadi barang dan
jasa. Tujuan dari strategi proses adalah untuk menemukan jalan dalam
memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan
spesifikasi produk dalam keterbatasan biaya dan keterbatasan manajerial yang
lain. Proses yang dipilih akan memiliki pengaruh jangka panjang pada produksi
dan efisiensi, juga pada fleksibilitas biaya, dan kualitas yang dihasilkan.
Strategi proses merupakan pendekatan
organisasi secara keseluruhan untuk menghasilkan barang dan jasa. Pendekatan
ini bermacam-macam tergantung situasi yang dighadapi oleh perusahaan. Paling
tidak ada empat tipe pendekatan yang dilakukan okeh perusahaan dalam strategi
proses yaitu:
1.
Pendekatan
proyek: Satu jenis produksi suatu barang untuk memenuhi pesanan pelanggan.
2.
Pendekatan Batch
Production: Sistem produk yang memproses beberapa item dalam kelompok (batch)
kecil.
3.
Pendekatan Mass
Production: Memproduksi barang yang volumenya besar dengan produk yang
terstandarisasi.
4.
Pendekatan Continous
Process: digunakan untuk komoditas produk yang volumenya sangat besar.
B.
Perencanaan
Kapasitas
Berbicara mengenai strategi proses,
tidak akan terlepas dari perencanaan kapasitas. Perencanaan kapasitas adalah
keputusan strategi jangka panjang untuk membangun sumber daya perusahaan secara
keseluruhan.
Kapasitas diartikan sebagai output
maksimum dari sebuah sistem periode tertentu. Desain kapasitas diartikan
sebagai Kapasitas maksimum yang dapat dicapai dibawah kondisi ideal. Kapasitas efektif (utilization)
diartikan sebagai persentase rancangan kapasitas yang diharapkan. Tingkat
kapasitas (rate capacity) diartikan sebagai maksimum kapasitas yang
digunakan dari suatu fasilitas tertentu. Secara sederhana, tingkat kapasitas
yang dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
RC = (Capacity) (Utilization) (Eficiency)
Di
dalam perencanaan kapasitas
terdapat 3 strategi yaitu:
1.
Capacity lead strategy,
yaitu kapasitas berada
didepan permintaan. Strategi ini cocok untuk untuk pasar yang ada berkembang
saat ini
2.
Capacity lag strategy,
yaitu kapasitas berada dibawah permintaan. Strategi ini
berpeluang untuk mengalami kerugian.
3.
Average lead
strategy, yaitu
kapasitas berada sejajar dengan permintaan dimana kapasitas yang ada jumlahnya
yang tersedia hanya sebanyak permintaan yang ada.
C.
Macam-macam
Perencanaan Kapasitas
Berdasarkan jangka waktunya
perencanaan kapasitas terbagi menjadi
tiga yaitu: perencanaan kapasitas jangka pendek, perencanaan kapasitas jangka
sedang, dan perencanaan kapasitas jangka panjang.
1. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek
Perencanaan kapasitas jangka pendek
kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau
mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian–penyesuian untuk menghapus ‘’variance’’
antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata . keputusan perencanaan
mencakup alternatif– alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia,
penggantian routing produksi.
Perncanaan kapasitas jangka pendek
diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa
yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak
atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperai
penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per
minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan
lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam
per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang
dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi
kapasitas norma, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk
menambah atau menurunkan kapasitas mungkin perusahaan melakukan penambahan dan
pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak dengan perusahaan lain apabila
terjadi 1989.di perubahan permintaan. Untuk meningkatkan kapasitas jangka
pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan (krajewzki
& Ritzman),
a.
Meningkatkan jumlah
sumber daya:
·
Penggunaan kerja lembur
·
Penambahan regu kerja
·
Memerikan kesempatan
kerja secara part-time
·
Sub-Kontrak
·
Kontrak kerja
b. Memperbaiki penggunaan sumber daya:
·
Mengatur regu kerja
·
Menetapkan skedul
c. Memodifikasi produk:
·
Menentukan standar
produk
·
Melakukan perubahan
jasa operasi
·
Melakukan pengawasan
kualitas
d. Memperbaiki permintaan:
·
Melakukan
perubahan harga
·
Melakukan perubahan
promosi
e. Tidak memenuhi permintaan:
·
Tidak mensuplai semua
permintaan
2.
Perencanaan
Kapasitas Jangka Menengah
Perencanaan kapasitas jangka
menengah (intermediet range) rencana-rencana bulanan atau kuartalan
untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam hal ini,
kapasitas juga bervariasi karena alternative–alternative seperti penarikan
tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan–peralatan bukan utama.
3. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang
Perencanaan kapasitas jangka panjang
(long time) ebih dari satu tahun. Di mana
sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau
menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas
jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
Perencanaan kapasitas jangka pajang
merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan
terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk
menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit utuk
dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam
jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas
produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan agar
biaya produksi seminimum mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat
menghasilkan biaya minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:
·
Pola permintaan jangka
panjang
·
Siklus kehidupan produk
yan dihasilkan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka
panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan:
a.
Strategi melihat dan
menuggu (wait and see strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati,
karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen
sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan bahwa, setiap kali
terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung risiko karena investasi
yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya
produksi menjadi tinggi.
b.
Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas
selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap
tidak terjadi kekurangan produk
di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain
itu perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin
tersedianya produk di pasaran.
1.) Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
Agar dapat menyesuaikan tingkat
kebutuhan kapasitas untuk menanggapi naik turunnya permintaan pasar, perlu
dilakukan forecastpenjualan dan merencanakan perubahan–perubahan
cenderung terjadi tiba–tiba dan drastic, sehingga akan lebih memakan waktu.
Forecast dilakukan untuk menyusun skedul
produksi induk (master production schedule) dan untuk mengecek
permintaan kapasitas diwaktu yang akan datang dibandingkan dengan kapasitas
yang tersedia. kapasitas menetapkan batasan–batasan atas bagi
skedul–skedul produksi. kapasitas juga memberikan batasan bahwa, karena
selama periode penjualan rendah adalah tidak ekonomik untuk mengurangi
kapasitas secara dastik.
2.) Kapasitas Tenaga Kerja dan Kerja Lembur untuk Perluasan
Kapasitas
Bagi perusahaan biasanya adalah tidak
ekonomik untuk menambah dan mengurangi tenaga krja dengan naik dan turunnya
penjualan. Ini bukan berarti bahwa jumlah karyawan adalah sumber daya kapasitas
yang tetap, tetapi penyesuaian-penyesuaian besar (substansial) dapat dibuat
tanpa harus menarik lebih banyak orang dan kemudian memutuskan hubungan kerja
dengan mereka.
Sebagai contoh, anggap bahwa suatu
perusahaan untuk membuat produknya memerlukan karyawan yang bekerja normal 5
hari selama 40 jam dengan jumlah sebagai berikut:
Juni
................ 300
Juli
................ 400
Agustus
...............
600
September ...............
450
Oktober
...............
400
Beban tenaga kerja dalam bulan Agustus adalah dua kali lipat bulan Juni.
Bagaimanapun juga, jumlah orang yang dibutuhkan adalah dalam artian “karyawan
ekuivalen” yang bekerja 40 jam satu minggu. Tetapi jumlah jam per minggunya
dapat diubah, dan kelebihan jumlah kerja dapat sub kontrakkan atau dengan
penimbunan persediaan.
Berikut ini merupakan sebuah rencana yang
fleksibel bagi jam kerja pabrik untuk memenuhi kebutuhan penjualan dengan
menggunakan tenaga kerja konstan:
Bulan
|
Jumlah
karyawan
|
Jumlah
jam per minggu
|
Karyawan
ekuivalen yang dikontrak dari luar.
|
Juni
|
350
|
34
|
-
|
Juli
|
350
|
46
|
-
|
Agustus
|
350
|
58
|
92
|
September
|
350
|
51
|
-
|
Oktober
|
350
|
46
|
-
|
Penggunaan kerja lembur, subkontrak dari
luar, atau penimbunan persediaan merupakan keputusan-keputusan manajerial dan
tergantung pada biaya-biaya relatif masing-masing alternatif.
Khusus tentang kerja lembur yang
direncanakan untuk menghadapi periode-periode penjualan puncak mempunyai
berbagai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan kerja lembur adalah menaikkan upah
karyawan sehingga akan membuat para karyawan lebih senang. Kerja lembur
meminimumkan kebutuhan penarikan lebih banyak karyawan dan memberhentikan
mereka. Perubahan jumlah karyawan, naik atau turun, biasanya menghasilkan
produktifitas rendah. Disamping itu, kadang-kadang perusahaan tidak dapat
memperoleh cukup orang dengan keterampilan-keterampilan yang disyaratkan.
Perencanaan tenaga kerja memerlukan
pertimbangan-pertimbangan lain, seperti hilangnya produksi karena kelelahan,
tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja. Disisi lain, karyawan tidak
langsung mendukung pekerjaan perlu juga direncanakan sebaik mungkin. Ini
terutama orang-orang tidak langsung mungkin merupakan para karyawan teknik yang
sulit didapatkan karena sulit untuk melakukan estimasi berapa banyak karyawan
tidak langsung yang dibutuhkan. Banyak perusahaan menggunakan suatu jenis rasio
antara karyawan tidak langsung dengan karyawan langsung atau dengan beban kerja
pabrik untuk melakukan estimasi tersebut.
D.
Analisis
Break Even Poin (Titik Impas)
Break Even Point (BEP)
dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam
operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan
kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal
tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya
tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya
variabel.
Apabila penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita
kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan
melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik
Impas).
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat
dibedakan sebagai berikut:
a.
Variabel Cost (biaya
Variabel)
Variabel cost merupakan
jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan,
dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini
biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan,
atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
b.
Fixed Cost (biaya
tetap)
Fixed cost merupakan
jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan
melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini
akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga.
Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
c.
Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis
biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut
dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales
exsspense atau komisi bagi salesman.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Strategi proses
merupakan pendekatan organisasi secara keseluruhan untuk menghasilkan barang
dan jasa.
2.
Perencanaan
kapasitas adalah keputusan strategi jangka panjang untuk membangun sumber daya
perusahaan secara keseluruhan.
3.
Berdasarkan jangka
waktunya perencanaan kapasitas terbagi
menjadi tiga yaitu:
·
Perencanaan kapasitas
jangka pendek,
·
Perencanaan kapasitas
jangka sedang, dan
·
Perencanaan kapasitas
jangka panjang.
4.
Break Even Point (BEP)
dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam
operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
B.
Saran
Pemakalah menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak terdapat kesalahan di
dalamnya. Oleh karena itu, pemakalah sangat membutuhkan saran terutama dari Ibu
Dosen selaku pembimbing dalam mata kuliah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar